Kota Cerita adalah sebuah BOOK PUBLISHER indie yang menyediakan jasa untuk para penulis muda yang ingin menerbitkan bukunya. Kota Cerita akan mengurus hal-hal sebelum penerbitan dilakukan seperti desain cover, desain layout bagian dalam buku, desain ilustrasi sampai ke editing naskahmu.

Pertanyaan bisa diajukan ke kotacerita@gmail.com dan follow twitter kami!

Senin, 13 Desember 2010

Sang Pecinta Hujan

Ditulis oleh: Reachy Ruch

Rain, sebut saja begitu. Dia tidak pernah mau memberitahukan nama aslinya. Padahal dia mengetahui nama Nana, bahkan nama lengkapnya, Nana Narlita Kusuma. Dipaksa bagaimanapun, Rain tidak pernah mengatakan siapa nama aslinya, tempat asalnya, atau apapun yang bisa menjurus pada jati dirinya. Dia cuma mengaku bahwa dia berjenis kelamin laki-laki. Selain itu, apa yang Nana tahu darinya? Cuma hal-hal kecil yang tidak penting.
Sebaliknya, Rain bisa dibilang mengetahui apapun tentang Nana. Asalnya, umurnya, wajahnya, sekolahnya, rumahnya, semua. Bisa saja Rain tiba-tiba ada di samping Nana dan remaja perempuan itu tidak menyadarinya sama sekali.
Ya, Rain adalah orang yang ditemuinya di dunia maya. Internet, istilah bekennya. Satu hal yang sudah teramat sangat lumrah di dunia globalisasi ini. Kalau ada orang yang belum pernah mendengar apa itu internet, mungkin dia tinggal di daerah pedalaman yang paling dalam? Di mana listrik saja tidak ada, apalagi komputer, barang yang rasanya sudah tidak dianggap sebagai barang tersier lagi. Mungkin barang yang ditemukan pada tahun 1940-an itu sudah naik tingkat menjadi barang sekunder atau bahkan primer? Tanyakan pada para penghuni kota besar, ada yang pernah melewatkan satu hari saja tanpa menyentuh internet? Ada yang sanggup hidup tanpa internet? Apalagi sekarang, gadget-gadget pendukung sudah bertebaran di mana-mana dengan harga yang semakin bersahabat.

Sabtu, 11 Desember 2010

The Unforgetable Day

Ditulis oleh : Orinthia Lee

The way you walk, is funny
Though through no fault
Of your own
Even a man
Who's pure at heart
And says his prayers at night
Fears, the changing foot prints
On the night
When the wolfs bane blooms
Under the bright beams
Of a full moon.

(Author: unknown)



15 November 1951
Colorado, USA


Malam itu langit gelap bagaikan sapuan tinta hitam tak bercela. Bintang-bintang tak nampak berkelip di langit seolah-olah bersembunyi dan urung menunjukkan diri. Hanya bulatan sang purnama yang bercokol di langit bagaikan noda putih bercahaya membundar di hamparan kain hitam. Seorang pemuda, usianya berkisar 17 atau 18 tahun terbujur kaku di atas tanah berbatu yang tertutupi gundukan salju di pinggir danau kecil membeku dengan luka cabikan besar di area leher dan bahunya. Cabikan yang terlihat seperti perbuatan taring binatang buas. Dada pemuda itu masih bergerak, tanda kehidupan belum menguap pergi dari tubuhnya meski darah terus mengucur dari lukanya yang teramat parah. Samar-samar terdengar lolongan serigala dari kejauhan ketika tubuh malang itu ditemukan oleh penduduk sekitar.